Kenangan Bersama Ayah - Bagian 1
Sore itu, langit cerah sekali. Cahayanya indah, terang dan mengusik tiap orang untuk menikmatinya. Angin sepoi-sepoi dengan genitnya menyapa dedaunan, rumput dan sesekali menyibak poni rambutku. Aku duduk termenung di tangga rumah sambil memperhatikan awan-awan yang bergerak, putih sekali warnanya. Sesekali kulihat buah mangga di samping rumah yang masih tergantung di dahan, warna hijaunya menyegarkan. Ku bayangkan betapa kecut dan asam rasanya ketika daging mangga itu ku gigit. Sssh, mulutku mengecap. “Edi, cepatlah, kakak kau dah nunggu tu, ngamuk dia nanti” teriak Mama sambil buru-buru menyarungkan kaos kaki ke adikku. Sore itu, sesuai janji ayah, dia akan membawa kami jalan-jalan. Seperti biasa, tempat yang akan ayah suguhkan adalah pelabuhan. Kamipun dengan girang mengiyakan ajakan ayah. Tidur siangpun terpaksa ditangguh demi bersiap-siap ikut untuk melihat kapal yang lewat. “Tendak tidow siang, nanti ditinggal Ayah,” protesku waktu Mama menyuruhku untuk tidur siang sebe...