Hanya sedang rindu
Tadi subuh, aku tiba-tiba terbangun dari tidur. Selain karena rambut panjang yang aku gerai ketika tidur menutupi mata dan hidung, juga karena alarm yang bising menyanyi dengan sangat nyaring. Solat subuh De, cepat. Begitu gumamku supaya segera bangkit.
Aku bangun menghidupkan lampu kamar, lalu menata rambutku sambil becermin. kulihat bayangan wajah ayah dimimpiku. tersenyum sambil menggendong bocah yang manja. Masih kuingat aroma tubuhnya dan keringat yang mengalir di dadanya.
aku menyunggingkan senyum lalu beranjak ke kamar mandi. Menggosok gigi dan mengambil wudhu. lalu aku solat. Dalam doa, aku meminta ampunan untuk segala dosa-dosa ayahku. Tuhanku, maafkan ayahku. Dia lahir di keluarga yang berantakan, tapi masih sanggup menyayangi aku sepenuh hatinya. Tuhanku yang maha pemurah, ayahku tak bisa mengaji karena sejak kecil dia tak pernah diperhatikan orang tuanya, ambil saja seluruh pahala mengajiku untuknya, terangi kuburnya. Tuhanku, ayahku baik sekali, walau hanya 13 tahun dia mengasihiku, sayangnya ada sampai detik ini dan bisa aku rasakan. Tuhanku, bagaimana bisa orang sekeras ayah punya rasa cinta dan kasih selembut kue keju breadtalk? Tuhanku, bagaimana bisa engkau menciptakan manusia dengan hati sebersih ayahku? Tuhanku, bagaimana bisa aku sangat membutuhkannya setiap hari padahal kami hanya bersama selama 13 tahun?
Ku rapikan mukena dan sajadah, duduk di kasur sambil menghadap kaca. sambil sekali lagi menyungging senyum, aku bergumam "ini benar-benar wajah ayahku".
Comments
Post a Comment