Abang Kelas Yang Aku Kagumi


Abang Kelas Yang Aku Kagumi

“... Sungguh aneh tapi nyata, tak akan terlupa. Kisah kasih di sekolah dengan si dia, tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah, tiada kisah paling indah, kisah kasih di sekolah...”
Lagu ini mengantarkan aku menulis tulisan ini. Ya, lagunya sudah sangat lama, menggambarkan kisah di sekolah yang juga sudah lama. Coba deh teman-teman ingat apa yang paling berkesan di sekolah. Kalau aku? banyak sih. Tapi kisah berikut ini juga menjadi salah satu yang paling berkesan.
Waktu SMP aku sempat sangat suka dengan seseorang. Menurutku, aku seseorang yang sangat terobsesi. Jika suka dengan sesuatu, aku pasti akan berfokus ke sana. Cari informasi sebanyak-banyaknya, sampai menguntit, pokoknya obsesilah.
Sama halnya dengan ini, masa puberku juga diisi dengan naksir-naksiran, geng-gengan, pramuka, berantem, sampai berebutan kursi paling depan. Tapi kali ini aku mau cerita tentang seseorang, dia kakak kelasku, panggil saja dia Seto. Pasti ini bukan nama aslinya. Percayalah dia punya nama yang paling unik dengan arti yang sangat bagus. Menurutku nama dia perpaduan antara nama jawa dan nama jepang. Haha, aku begitu sok tau. Tapi jika pembaca tahu nama dia, pasti juga kagum, sama seperti aku.
Orangnya tinggi, kurus, putih dan menurutku bagian tubuh yang tidak bisa aku lupakan dari dia adalah rahangnya yang paling menonjol, tipe rahang yang laki banget. Secara fisik, dia tipeku sekali. Tapi bukan cuma fisik yang membuat aku begitu menyukai dia. Dia punya karakter yang memang membuat aku jatuh cinta. Dia cool, pendiam, pintar, rapi, bersih, dan baik. Dia ketua kelas yang bertanggung jawab, selalu membantu guru membawakan buku, dan juga yang paling penting adalah dia seorang seniman. Dia bisa melukis dan membuat kaligrafi.
Dia berbeda dengan kakak kelas lain yang  famous, yang selalu nongkrong di kantin dan godain adik kelas yang lewat. Dia tidak, dia selalu menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk melukis atau sekedar membaca buku. Duh, jari-jariku menjadi kaku dan pikiranku buyar ketika mengingat dia. *hmm, tarik nafas sebentar sambil senyum-senyum.
Jujur saja aku tidak pernah cerita ke sahabat-sahabatku tentang hal ini,  tidak seperti biasanya yang kalau ada apa-apa langsung curhat ke Sri, sahabat baikku. Suka sama dia membuat aku lebih suka merenung sendiri dan banyak berfikir. Menebak-nebak kesukaan dia apa, melihat dia dari kejauhan, dan bakalan bahagia banget kalau pas pulang sekolah bersepedaan di sebelahnya.
Pernah suatu hari waktu selesai upacara, aku pertama kali melihat Bang Seto menggoda seseorang. Itu pertama kalinya dan benar-benar membuatku shock dan sedih. Bang Seto bersama teman-temannya terlihat berbicara sebentar lalu mengadapkan pandangan ke seseorang. Dia Nona, teman sekelasku. Bang Seto bertingkah seperti laki-laki kebanyakan, suit-suit sambil memanggil nama Nona beberapa kali. Nona akhirnya malu dan langsung masuk ke kelas. Aku yang melihat pemandangan itu merasa sangat jengkel dan sedih. Bagaimana tidak? Bang Seto kan beda dari orang lain. Masa’ iya sekarang dia jadi suka suit-suit cewek? Murahan banget. Aku kesal dan langsung masuk ke kelas. Sampai di kelas, Nona yang ge-er langsung bercerita dengan teman sebangkunya bahwa Bang Seto sangat mentel menggodanya. Aku merasa makin jengkel dan geli. Aku kembali ke bangku, menjatuhkan kepalaku dan menumpuknya dengan buku.
Seminggu berselang, aku masih kesal dengan Bang Seto, aku kecewa. Dalam pikiranku Bang Seto akan mengambil langkah seperti laki-laki kebanyakan. Mencari nomor ponsel Nona dan berkomunikasi, lalu mereka jadian. Karena kesal aku tak mau melihat Bang Seto lagi, kalau biasanya setiap pergantian pelajaran aku akan keluar kelas untuk melihat dia mengantar buku, kali ini tidak, aku memilih menenggelamkan kepalaku di meja. Kalau biasanya setiap pulang aku akan menunggu Bang Seto dan keluar pagar bersama, bersepeda bersama (walaupun posisinya di belakang), kali ini tidak aku lakukan. Kalaupun kebetulan di jalan bertemu, aku akan berusaha mengayuh sepeda dengan sangat laju sehingga pandanganku jauh darinya.
Lalu pada suatu sabtu, aku sengaja pergi bermain ke perpustakaan. Waktu itu dalam pikiranku Bang Seto sudah jadian dengan Nona dan menganggap dia pasti tak di perpustakaan. Pasti pacaran di kantin sambil ketawa-ketiwi dan makan bakwan. Aku melenggang ke perpustakaan, menulis daftar pengunjung di buku tamu lalu melipir ke rak-rak buku. Sampai di sana aku dikejutkan dengan pemandangan yang begitu indah. Ya apalagi kalau bukan pemandangan Bang Seto yang sedang melukis atau membuat kaligrafi. Dia sendiri, sedang fokus dengan kertas di depannya. Pensil yang dia pegang miring, membuat tangan kekarnya terlihat jelas, wajahnya bercahaya, seperti adegan empat cowok-cowok ganteng di drama Boys Before Flower atau Lee Young Joon dalam drama What’s Wrong With Secretary Kim. Aku duduk di dekat rak-rak buku sambil memperhatikan dia. Dalam hati bergumam “mengapa engkau ciptakan maklhuk indah seperti itu ya Allah” sambil beristighfar beberapa kali.
Setelah lonceng berbunyi, aku bangkit dan segera mengembalikan buku. Selera untuk membaca buku sudah tidak ada. Aku kembali ke kelas sambil senyum-senyum. Kekesalan dengannya sudah hilang. Aku menjadi seperti semula, menggemari Bang Seto secara diam-diam.
Hal ini terus menerus aku lakukan. Sampai dia lulus dari sekolah. Aku kira dia akan melanjutkan pendidikan SMA di kota yang sama, jadi aku akan bisa terus melihat dia dan berharap selalu bertemu di jalan. Ternyata tidak, informasi yang aku dapatkan dari Ori bahwa dia akan pindah dan bersekolah di Tanjung Pinang. Sungguh berita yang membuat aku sedih.
Acara perpisahan dia adalah hari terakhir aku melihat dia. Seperti biasa, baju yang dia kenakan begitu rapi. Sesekali dia menyunggingkan senyum ke teman ngobrolnya, hal yang biasa dia lakukan mengingat dia bukan tipe orang yang suka banyak ketawa. Waktu itu aku berharap suatu hari nanti aku akan percaya diri menyapanya, menanyakan beberapa hal kepadanya, menanyakan bagaimana hidup dia sekarang, apa cita-cita dia dan bilang bahwa dia adalah salah satu kakak kelas yang aku kagumi.
To Bang Seto, semoga kamu membaca ini :-D


Comments

  1. Aku tak tau siapa itu Kak Seto 😭
    Yang aku tau cuma Lee Young Joon dan ke4 cowo tampan tiu 😘😍

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lelaki Terakhir Menangis di Bumi

Kenangan Bersama Ayah - Bagian 1