Ayah suka makan apa?

               Akhir-akhir ini aku menjadi sangat suka dengan pasta. Berawal ketika aku ke Indomaret dan menemukan kotak-kotak pasta yang berjejer dan menawan yang membuatku mengambilnya. Setelah beberapa kali mencoba memasak pasta di rumah, aku semakin antusias dengan resep-resep lainnya. Jika biasanya pasta identik dengan keju, susu dan daging, maka aku mencoba menambahkan Ikan teri hingga terasi. Hasilnya sangat enak. Jika aku tidak memikirkan lipatan perut yang makin besar, maka akan setiap hari aku memasaknya.
            Pada suatu hari, ketika aku sedang memilin-milin pasta di piring dengan garpu, pikiranku teringat kepada Alm. Ayah. Selama 13 tahun hidup bersama Ayah, aku tidak pernah tahu makanan apa yang Ayah suka. Jika sekarang aku sedang sangat antusias dengan pasta, maka aku akan selalu memasaknya. Tidak begitu dengan Ayah, Ayah selalu suka dengan masakan Mama. Setiap makan Ayah pasti menunjukkan kepuasannya akan masakan Mama dengan menuntaskan segala isi di piringnya. Aku tahu, karena tradisi di keluarga yang mengharuskan kami makan bersama. Aku selalu melihat Ayah makan dengan lahap dan sesekali mengeluarkan pujian untuk Mama.
            Namun, Ayah paling tidak bisa makan kerang dan siput sedot. Dia menyebut makanan itu dengan sebutan Batu. “apalah yang kau masak ini Nur? Saking kreatifnya batu pun kau masak.” Begitulah celetukan Ayah ketika menemukan kerang dan siput di atas meja. Namun menurut ku itu bukan berarti Ayah membenci kerang dan siput atau masakan Mama yang satu ini. Hanya saja Ayah tidak suka hal-hal yang ribet yang akan mengganggu kenikmatan makannya. Hal ini terbukti, Ayah tetap makan kerang dan siput setelah dikopek-in Mama.
            Pernah sesekali Abang ku yang paling tua pulang ke rumah membawa bakso. Kami semua memperebutkannya. Apalagi Mama, Mama bisa di bilang ratu bakso. Makanya aku bengkak begini. dari dalam kandungan cemilannya bakso melulu. Tapi tidak dengan Ayah. Ayah hanya duduk di kursi sambil sesekali tersenyum melihat kami yang sedang makan. “Ayah tak mau?” celetukku. “ kau makanlah, kenyang kalian kenyang juga Ayah.” Begitulah jawaban Ayah jika ditawari makanan. Waktu itu aku berfkir apa Ayah tidak suka bakso? Tapi hal ini juga berlaku untuk semua makanan yang di beli dari luar, mie ayam, martabak, soto, Ayah pasti menolaknya dengan kalimat yang sama.
            Aku makin penasaran dengan makanan yang Ayah suka. Aku mulai menanyakan hal itu kepada kakak perempuan ku. “kak, Ayah suka makan apa?”. “hmm... entahlah, semua makanan yang dimasak Mama, Ayah suka.” Jawaban kakak ku yang sama sekali membuat ku tak puas. Akhirnya aku putuskan untuk menelfon Mama. “Ma, Ayah suka makan apa?” tanyaku. “hmm..., apa ya? Tak tau lah Mama de, apa aja yang dimasak dia suka. Lagian kan De, Mama sama Ayah kan tak pacaran, jadi Mama tak tau lah Ayah kau suka apa.” Jawab Mama. “yaudah kalau tak tahu, tapi hubungannya dengan pacaran apa? Grrrhh”.
            Akhirnya aku menyerah untuk mencari tahu makanan apa yang Ayah suka. Mungkin Ayah memang menyukai semua masakan Mama. Mungkin Ayah tidak mengkhususkan suka makan apa. Atau mungkin jika disuruh mengisi biodata, dan di dalamnya terdapat Makes dan Mikes, maka ayah akan mengisinya dengan kalimat “Halal dan buatan istri tercinta.”

Comments

Popular posts from this blog

Abang Kelas Yang Aku Kagumi

Lelaki Terakhir Menangis di Bumi

Kenangan Bersama Ayah - Bagian 1